Musafir Bertemu Air

Sepertinya, judul ini cocok sekali.
Tak perlu ditanya bagaimana perasaan sang musafir saat menemui air di perjalanan. Panas mentari yang terik memanggang, sepatu amblas terkikis aspal jalanan, peluh bercucuran meninggalkan bekas untuk setiap langkah yang terayunkan meninggalkan jejak dibelakang.

Tak perlu ditanya lagi perasaan sang musafir saat bertemu air di perjalanan.

Dan bagi saya, yang sedang tak menjadi musafir ini, merasakan perasaan yang sama saat melihat biru langit yang akhirnya tampak setelah dua mingguan ini tertutupi asap yang mengangkasa.

Akhirnya, biru langit terkuakkan air hujan yang semalam turun menentramkan.

=)

Leave a comment